Ayah Bunda, sudahkah memberikan vaksin atau imunisasi lengkap kepada si kecil? Imunisasi merupakan hal penting yang wajib diberikan kepada anak sejak lahir sampai usia tertentu, salah satu manfaatnya adalah menghindarkan anak dari berbagai macam penyakit, baik yang sifatnya ringan maupun berat.
Imunisasi dilakukan dengan cara memberi vaksin sehingga si bayi bisa kebal atau resisten terhadap penyakit tertentu. Vaksin ini berisi bakteri atau virus yang sudah dilemahkan sehingga sistem imun dan antibodi dalam tubuh anak terbentuk. Antibodi inilah yang berperan melindungi tubuh dari serangan penyakit nantinya.
Pemberian imunisasi sendiri ada banyak macamnya, baik yang disuntikkan maupun yang diteteskan lewat mulut atau hidung. Waktu vaksinasi pun beragam, ada yang hanya diberikan sekali seumur hidup, ada juga yang rutin beberapa kali pada waktu-waktu tertentu.
Pentingnya Imunisasi untuk Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memang memiliki antibodi yang diperoleh dari ibunya sejak masih dalam kandungan. Namun, seiring pertambahan usia, antibodi ini lama kelamaan akan hilang, sehingga bayi akan kembali rentan terhadap serangan penyakit. Karenanya, tubuh mereka perlu membentuk antibodi sendiri yang bisa diperoleh lewat imunisasi.
Dengan imunisasi, antibodi akan terbentuk sehingga anak akan lebih kebal dan siap menghadapi serangan penyakit atau virus tertentu di waktu yang akan datang. Selain itu, vaksinasi juga sangat besar peranannya dalam usaha pencegahan penyakit menular, jadi anak tidak akan mudah sakit.
Daftar Vaksin yang Wajib Diberi kepada Bayi
Di Indonesia, ada banyak jenis vaksin untuk anak. Nah, di bawah ini merupakan jenis vaksin yang sifatnya wajib
– Hepatitis B
Mencegah penyakit hepatitis B dan kerusakan hati. Imunisasi jenis ini diberikan sekali pada bayi baru lahir (sebelum usianya 7 hari).
– BCG
Mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). Diberikan sekali saat bayi berusia 1 bulan.
– DPT
Mencegah difteri, pertusis, dan tetanus. Diberikan 3 kali saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.
– Polio
Mencegah polio yang ditandai dengan kelumpuhan pada kaki dan lengan. Diberikan selama 4 kali, yaitu saat bayi berusia 1, 2, 3, dan 4 bulan.
– Campak
Mencegah campak yang bisa berakibat komplikasi berupa radang paru, radang otak, dan kebutaan. Diberikan sekali pada bayi usia 9 bulan.
Efek Samping Imunisasi
Meski merupakan langkah preventif agar anak terhindar dari penyakit, imunisasi tetap memiliki beberapa efek samping, di antaranya:
– Demam (paling sering terjadi sehabis imunisasi)
– Mual
– Pusing
– Nafsu makan hilang
– Nyeri dan bekas luka di bagian tubuh yang disuntik
Imunisasi memang punya efek samping seperti yang sudah disebutkan di atas. Namun, pikirkan baik-baik jika Anda berencana untuk tidak menyertakan si kecil pada program vaksinasi, sebab efek samping tersebut terbilang masih ringan dibanding dengan manfaat sehat yang akan diperolehnya sepanjang hidup.
Bagaimana Jika Bayi Tidak Divaksinasi?
Karena pertimbangan tertentu, seperti takut sakit dan sebagainya, banyak orang tua memilih untuk tidak mengikutsertakan anak-anaknya pada program vaksinasi sama sekali. Padahal, anak kecil (terutama bayi) tidak memiliki kekebalan tubuh yang cukup kuat untuk melawan virus dan bakteri penyebab datangnya berbagai macam penyakit. Selain itu, anak yang mendapat imunisasi terbukti memiliki sistem kekebalan tubuh yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak.
Nah, bagaimana? Masih ragu untuk memberi vaksin kepada si kecil?