Betablok

Komposisi:

Tiap tablet mengandung; Atenolol 50 mg atau 100 mg

Sediaan/ Kemasan:

Dus berisi 3 strp x 10 tablet

Farmakologi:

Atenolol merupakan penghambat reseptor beta yang selektif beta1 (kardioselektif). Selektivitasnya menurun dengan peningkatan dosis. Atenolol tidak mempunyai aktivitas simpatomimetik intrinsik atau stabilisasi membran, dan seperti penghambat beta lainnya, tidak mempunyai efek inotropik negatif (sehingga dikontraindikasikan pada gagal jantung tak terkontrol). Absorpsi atenolol setelah pemberian konsisten tetapi tidak komplet (sekitar 40-50%) dengan kadar puncak dalam plasma tercapai antara 2-4 jam setelah pemberian.

Indikasi:

– Hipertensi – Angina pektoris – Infark miokardium, intervensi lambat.

Kontraindikasi:

Tidak boleh digunakan pada pasien dengan salah satu hal berikut:

hipersensitif terhadap zat aktif, atau terhadap salah satu eksipien; bradikardia (< 45 denyut per menit); syok kardiogenik; hipotensi; asidosis metabolik; gangguan sirkulasi arteri perifer berat; blok jantung tingkat dua atau tiga, sick sinus syndrome; feokromositoma yang tidak teratasi; gagal jantung yang tidak terkontrol.

Dosis:

Dosis harus selalu disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan dosis terendah yang memungkinkan. Berikut adalah panduannya:

Dewasa

– Hipertensi:

Pada umumnya pasien berespons terhadap dosis 50-100 mg sehari yang diberikan secara oral sebagai dosis tunggal. Efek penurunan darah keseluruhan akan tercapai setelah satu sampai dua minggu. Penurunan tekanan darah lebih lanjut dapat tercapai dengan mengombinasikan atenolol dengan obat antihipertensi lainnya.

– Angina Pektoris:

Pada umumnya pasien dengan angina pektoris akan berespons terhadap dosis atenolol 100 mg yang diberikan secara oral sekali sehari atau 50 mg dua kali sehari. Penambahan dosis tampaknya tidak memberikan manfaat lebih lanjut.

– Intervensi lambat setelah infark miokardium akut:

Untuk pasien beberapa hari setelah mengalami infark miokard akut, dosis atenolol oral 100 mg setiap hari direkomendasikan untuk profilaksis jangka panjang terhadap infark miokard.

Usia lanjut Dosis yang diperlukan dapat dikurangi, terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Anak-anak Pemberiannya pada anak-anak tidak direkomendasikan. Gagal Ginjal Karena atenolol diekskresikan melalui ginjal maka dosis harus disesuaikan pada kasus-kasus gangguan fungsi ginjal yang berat. Tidak ada akumulasi atenolol yang bermakna pada pasien yang memiliki bersihan kreatinin lebih dari 35 mL/ menit/1,73 m² (kisaran normal adalah 100-150 mL/menit/1,73 m²).

Untuk pasien dengan bersihan kreatinin 15-35 mL/menit/1,73m² (setara dengan kadar serum kreatinin 300-600 mikromol/liter) dosis oral atenolol harus 50 mg per hari.

Untuk pasien dengan bersihan kreatinin kurang dari 15 mL/menit/ 1,73m² (setara dengan kadar serum kreatinin> 600 mikromol/liter) dosis oral atenolol harus dikurangi sampai 50 mg dua hari sekali.

Pasien hemodialisis harus diberikan 50 mg per oral setelah setiap dialisis; ini harus dilakukan di bawah pengawasan rumah sakit karena penurunan nyata dari tekanan darah dapat terjadi.

Peringatan dan Perhatian:

– Sebaiknya tidak dihentikan secara tiba-tiba. Dosis harus dihentikan secara bertahap selama 7-14 hari. – Ketika seorang pasien dijadwalkan untuk menjalani operasi, dan keputusan dibuat untuk menghentikan terapi beta-blocker, keputusan ini harus dilakukan setidaknya 24 jam sebelum prosedur. Jika pengobatan dilanjutkan, obat bius dengan aktivitas inotropik negatif yang rendah harus dipilih untuk mengurangi risiko depresi miokard.

Pasien mungkin dilindungi terhadap reaksi vagal dengan pemberian atropin intravena.

– Perhatian harus dilakukan pada pasien dengan cardiac reserve yang rendah.

– Dapat meningkatkan jumlah dan durasi serangan angina pada pasien dengan angina Prinzmetal.

– Meskipun dikontraindikasikan pada gangguan sirkulasi arteri perifer berat, juga dapat memperburuk gangguan sirkulasi arteri perifer yang kurang parah.

– Perhatian harus dilakukan jika diberikan pada pasien dengan blok jantung tingkat pertama.

– Dapat menutupi gejala hipoglikemia, khususnya, takikardia.

– Dapat menutupi tanda-tanda tirotoksikosis.

– Dapat mengurangi denyut jantung.

– Sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada orang tua, dan dimulai dengan dosis yang lebih rendah.

– Perhatian harus diberikan bila atenolol diberikan selama kehamilan atau pada wanita yang menyusui.

Efek Samping:

Bradikardia, ekstremitas dingin, pusing, gangguan gastrointestinal, rasa lelah, ruam kulit, mata kering.

Interaksi Obat:

Calcium channel blockers dengan efek inotropik negatif seperti verapamil dan diltiazem, dihydropyridine, misalnya nifedipine, digitalis glycoside, obat anti-aritmia kelas I (misalnya disopyramide) dan amiodarone, obat simpatomimetik, misalnya adrenalin, insulin dan obat antidiabetik oral, penghambat synthetase prostaglandin (misalnya ibuprofen dan indomethacin), agen anestesi dengan aktivitas inotropik negatif.

Farmasi:

PT. Kalbe Farma Tbk.

About WebDokter ID

Web Dokter ID email: webdokterid@gmail.com

View all posts by WebDokter ID →