Komposisi:
Methotrexate.
Sediaan:
Tiap tablet mengandung methotrexate 2,5 mgMethotrexate
Farmakologi:
Methotrexate merupakan suatu antagonis asam folat dengan aktivitas sitotoksik seperti yang dimiliki oleh golongan anti-metabolit. Methotrexate bekerja terutama pada fase S dari pembelahan sel, menghambat dihydrofolate reductase dan proses reduksi dihydrofolic acid (FH2) menjadi tetrahydrofolic acid (FH4) secara kompetitif. Aktivitas sitotoksik methotrexate berkorelasi secara in vitro dengan proses inhibisi sintesis DNA
Indikasi:
Methotrexate diindikasikan untuk terapi gestational choriocarcinoma, chorioadenoma destruents dan mola hidatidosa. Methotrexate diindikasikan sebagai profilaksis leukemia meningeal dan digunakan dalam terapi pemeliharaan dalam kombinasi dengan agen kemoterapi lain untuk terapi leukemia meningeal.
Methotrexate digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan anti-kanker lain dalam terapi kanker payudara, kanker epidermoid kepala dan leher, fungisidal mikosis tahap lanjut dan kanker paru, terutama tipe sel skuamosa dan sel kecil, limfoma non-Hodgkin stadium lanjut. Untuk kontrol gejala pada psoriasis berat non-aktif rekalsitrans, di mana tidak ada respons adekuat terhadap terapi lain, tetapi hanya jika diagnosis telah ditegakkan dan keperluan terapi ini telah dikonfirmasi oleh konsultan dermatologi.
Dosis dan Cara Pemberian:
Choriocarsinoma dan penyakit trofoblastik sejenisnya: 15-30 mg setiap hari secara intramuskuler atau oral selama 5 hari. Terapi 5 hari ini biasanya diulang sebanyak 3-5 kali bila diperlukan, dengan interval istirahat 1 minggu.
Leukemia: Leukemia limfoblastik akut pada anak-anak dan dewasa muda merupakan kategori yang paling responsif terhadap kemoterapi saat ini. Pada dewasa muda dan pasien lainnya, remisi klinis lebih sulit didapatkan dan relaps dini lebih umum terjadi. Ketika remisi tercapai dan dukungan suportif telah memberikan perbaikan klinis secara umum, terapi pemeliharaan dimulai dengan pemberian methotrexate 2 kali seminggu baik secara oral maupun intravena setiap 14 hari.
Leukemia meningeal: Methotrexate 12 mg/m2 dapat diberikan 1 kali per minggu selama 2 minggu, dan kemudian satu kali per bulan dosis besar dapat menyebabkan kejang dan efek samping lain yang tidak diharapkan yang biasanya terletak pada karakter neurologis.
Kemoterapi psoriasis: Kasus psoriasis berat yang tidak terkontrol, tidak berespons terhadap terapi konvensional; memiliki respons terhadap injeksi intramuskuler atau intravena dengan dosis tunggal 10-25 mg setiap minggu dan dinaikkan dosisnya menurut respons pasien. Dosis yang disarankan berkisar antara 5-10 mg secara parenteral.
Kontraindikasi:
1. Hipersensitivitas terhadap komponen obat
2. Gangguan hati dan ginjal berat (kreatinin serum > 2 mg%, turunkan dosis hingga 25% pada kreatinin serum 1,5-2 mg%)
3. Penyalahgunaan alkohol
4. Penyakit sistem hematopoietik (hipoplasia sumsum tulang, leukopenia, trombositopenia, anemia)
5. Infeksi yang masih ada
6. Ulkus rongga mulut dan saluran pencernaan
7. Luka operasi baru
Peringatan dan Perhatian:
1. Terapi dengan methotrexate sebaiknya dilakukan oleh para klinisi yang berpengalaman dan memiliki kualifikasi di bidang kemoterapi dan hanya dalam lingkup rumah sakit.
2. Alkohol dilarang meskipun dalam dosis rendah.
3. Peningkatan risiko intoksikasi (supresi sumsum tulang, mukositis) memerlukan terapi pencegahan dengan dosis tinggi calcium folinate jangka panjang.
4. Pada fungsi ginjal yang terganggu, dosis methotrexate sebaiknya diturunkan sesuai respons klinis. Terapi methotrexate dosis tinggi, bersihan kreatinin sebaiknya minimal 75% nilai normal (50 mL/menit/m2 resp. 90 mL/menit).
5. Kehamilan
6. Methotrexate dapat mengganggu kapasitas konsentrasi dan kemampuan mengendarai dan mengontrol mesin-mesin.
Interaksi Obat:
1. Aktivitas methotrexate meningkat oleh: Inhibisi eliminasi atau sekresi methotrexate oleh ginjal, misal non-steroidal antiphlogistic agent, salicylate, sulphonamide, probenecid, cephalothin, penicillin, carbenicillin, ticarcillin, para-amminohippuric acid; Pemindahan methotrexate yang berikatan dengan protein plasma menyebabkan konsentrasi bebas dalam plasma lebih tinggi, misal: salicylate, sulfisoxazole, sulfurazole, doxorubicin, bleomycin, cyclophosphamide, phenytoin, barbiturate, tranquilizer, tetracycline, chloramphenicol, p-amminobenzoic acid, oral antidiabetic (misal: chlorpropamide); Peningkatan akumulasi methotrexate intrasel dan methotrexate polyglutamate; oleh vinca alkaloid, epipodophyllotoxine, probenecid;
2. Aktivitas methotrexate menurun oleh: Inhibisi uptake methotrexate intrasel (corticosteroid, L-asparaginase, bleomycin, penicillin); peningkatan konsentrasi dihydrofolate reductase (triamteren) atau peningkatan konsentrasi purin intrasel (allopurinol); preparat vitamin yang mengandung asam folat atau derivatnya (terutama folinic acid); Karena adanya peningkatan risiko hepatotoksik, obat-obat yang diketahui bersifat hepatotoksik, sebaiknya tidak diberikan secara simultan. Obat-obatan dengan aktivitas antagonis asam folat (misal: trimethoprim); dapat meningkatkan toksisitas methotrexate;
3. Aktivitas supresi sumsum tulang dapat ditingkatkan dengan terapi jangka panjang dengan senyawa mielosupresan (seperti sulphonamide, chloramphenicol, pyrazole derivative, indomethacin, diphenylhydantoin).
4. Methotrexate dapat meningkatkan aktivitas antikoagulan oral coumarin (waktu protrombin memanjang disebabkan oleh pengurangan dekomposisi derivat coumarin).
5. Selama pemberian acyclovir parenteral dan methotrexate intratekal secara simultan, gangguan neurologi tidak dapat dihindari.
Efek Samping:
Sering terjadi: Mual dan muntah, Sulit menelan, Stomatitis, Faringitis, Leukopenia, Trombositopenia.
Penyimpanan:
Simpan produk pada suhu 20-25OC.