Mannitol 20% Fima Internasional

Komposisi :

Tiap 500 mL larutan mengandung Mannitol 100 g, aqua pro injeksi 400 g.

Sediaan/Kemasan :

Infus Mannitol dikemas dalam kemasan botol kaca 500 mL.

Farmakologi :

Larutan infus mengandung Mannitol 20%, dalam air untuk injeksi. Osmolaritas 1098 mOsm/L.

Indikasi :

Mannitol adalah diuretik osmotik dalam pencegahan dan pengobatan untuk:

– Oliguria pada gagal ginjal akut yang bertujuan mengembalikan fungsi normal ginjal

– Menurunkan tekanan intrakranial pra dan pascaoperasi pada pasien bedah saraf

– Menurunkan edema otak/edema umum (misalnya intraokuler, asites)

– Mempercepat bersihan ginjal pada kasus keracunan atau overdosis barbiturate/sedatif lain

Kontraindikasi :

Mannitol tidak boleh diberikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kongesti paru atau edema paru, perdarahan intrakranial (kecuali selama kraniotomi), pasien dalam keadaan dehidrasi, pasien yang edema metabolik (edema bukan karena penyakit ginjal, jantung atau hepar) yang berhubungan dengan kerapuhan kapiler/permeabilitas abnormal. Demikian pula pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal, kecuali apabila setelah diberi Mannitol 0,2 gram/kgBB yang diberikan 3-5 menit dapat menghasilkan sedikitnya 40 mL urin/jam, dan diamati selama 2-3 jam.

Dosis :

Larutan Mannitol injeksi diberikan secara infus intravena sebagai suatu diuretik osmotik untuk melindungi fungsi ginjal pada gagal ginjal akut dan untuk menurunkan peningkatan tekanan intrakranial dan intraokuler.

Dosis total dan kecepatan infus ditentukan atau dapat disesuaikan dengan seberapa berat kondisi klinis dan usia penderita.

– Dosis umum untuk dewasa: 20-100 gram dalam waktu 24 jam. Kecepatan infus disesuaikan untuk mempertahankan aliran urin minimal 30-50 mL/jam.

– Dosis untuk menurunkan peningkatan tekanan intrakranial pada pasien bedah saraf atau takanan intraokuler 1-2 g/kgBB diinfuskan dalam waktu 30-60 menit.

– Terapi untuk edema dan asites 500 mL Mannitol diinfuskan dalam waktu 2-6 jam.

– Terapi oliguria: 500 mL Mannitol diinfuskan dalam waktu 90 menit.

– Dosis untuk meningkatkan diuresis pada intoksikasi: 500 mL Mannitol diinfuskan dalam waktu 4-8 jam.

– Dosis umum untuk anak-anak: 1-2 g/kgBB.

Peringatan dan Perhatian :

Bila terbentuk kristal, hangatkan dalam pemanas air sampai kristal larut, kemudian dinginkan hingga sesuai dengan temperatur tubuh sebelum digunakan. Infus set berfilter harus digunakan jika menggunakan cairan infus yang mengandung mannitol 20% atau lebih. Jangan menginfuskan larutan mannitol jika terlihat adanya kristal.

Lakukan tes awal sebelum menggunakan produk ini untuk pasien dengan gangguan oliguria/an uria. Hati-hati dengan larutan yang mengandung ion natrium pada pasien dengan gagal ginjal kongestif, insufisiensi ginjal berat dan pasien yang statis secara klinis yang disertai edema yang disebabkan karena berkurangnya natrium. Pemberian secara intravena dapat menghasilkan cairan yang berlebih akibat pengenceran konsentrasi elektrolit serum, hidrasi yang berlebih, keadaan kongestif atau penimbunan cairan pada paru. Risiko dari pengenceran berbanding terbalik terhadap konsentrasi elektrolit dalam larutan. Peripheral dan penimbunan cairan pada paru- paru dinyatakan sebagai berbanding lurus terhadap konsentrasi elektrolit.

Efek Samping :

Mannitol dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, maka perlu dimonitor keseimbangan cairan, elektrolit, fungsi ginjal, volume urin, dan tanda-tanda klinis lainnya. Pasien yang diberi infus mann/fo/ intravena sering kali mengalami rasa haus. Jika dosis besar diberikan secara cepat pasien dapat mengalami sakit kepala, mual, muntah, pusing, demam, rasa dingin, takikardia, hipotensi, rasa sakit pada dada, hiponatremia dan dehidrasi.

Interaksi Obat :

Obat ini memiliki risiko interaksi dengan obat Iain seperti :

– Aminoglycoside : Mannitol dapat meningkatkan efek ototoksik.

– Lithium : Ekskresi lithium di ginjal dapat meningkat dengan pemberian bersamaan dengan mann/Vol.

– Obat pelumpuh otot : Mannitol dapat meningkatkan efek tubocurarine dan pelumpuh otot depolarisasi dan kompetitif lainnya.

– Obat antikoagulan oral : / ann/to/ dapat menurunkan efek dari obat antikoagulan oral dengan peningkatan konsentrasi faktor pembeku an da rah sekunder karena dehidrasi.

– Digoxin : Jika hipokalemia terjadi setelah pemberian terapi mannitol, terdapat peningkatan risiko toksisitas digoxin.

– Cisplatin : Mannitol mengurangi toksisitas renal dari cisplatin.

– Larutan kalium klorida, natrium klorida, dan elektrolit lainnya sebaiknya tidak ditambahkan ke dalam larutan mannitol 20% atau 25% karena dapat menyebabkan terjadinya endapan mannitol.

– Hormon adrenocorticotropic, barbiturate, norepinephrine, metaraminol, succinylcholine, cisplatin, atau tetracycline sebaiknya tidak ditambahkan ke dalam mannitol dengan dosis apapun.

Farmasi:

PT. Kalbe Farma Tbk.

About WebDokter ID

Web Dokter ID email: webdokterid@gmail.com

View all posts by WebDokter ID →