Tak diragukan lagi bahwa bersepeda merupakan aktivitas fisik yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Belum lagi, bersepeda juga bisa dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Dan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, sepeda biasa yang harus dikayuh pun diinovasikan menjadi sepeda statis, yang bisa digunakan di dalam ruangan, baik itu di rumah maupun di pusat kebugaran.
Anda yang selama ini terbiasa bersepeda menggunakan sepeda biasa barangkali masih ragu untuk menjajal sepeda statis: apakah keduanya punya manfaat kesehatan yang sama? Nah, untuk menjawab pertanyaan Anda, simak ulasannya berikut ini terlebih dahulu, yuk!
Sepeda Statis vs Sepeda Biasa
Pada dasarnya, bersepeda dengan sepeda biasa maupun sepeda statis sama-sama merupakan jenis latihan kardio. Sebab, bersepeda dapat meningkatkan kinerja paru-paru, sistem sirkulasi, dan jantung. Di samping itu, bersepeda dengan teratur pun mampu menurunkan kadar kolesterol jahat, menurunkan tekanan darah, serta memperkuat otot jantung. Karena itulah latihan kardio perlu dilakukan di awal sebagai pemanasan bagi tubuh sebelum Anda bisa melanjutkan ke sesi olahraga berikutnya.
Lantas, apa yang perlu dipertimbangkan antara penggunaan sepeda statis dengan sepeda biasa?
1. Jumlah kalori yang dibakar.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Harvard Medical School, ada beberapa jenis olahraga di gym yang dapat membakar kalori dengan lebih baik. Hanya saja, ada satu syaratnya: Anda dapat mempertahankan tempo secara konsisten. Contohnya, pria dengan berat badan 70 kg dan mengayuh sepeda statis selama 30 menit dalam intensitas sedang dapat membakar 260 kalori, atau mengayuh dalam intensitas tinggi dalam durasi yang sama untuk membakar 391 kalori.
Sementara itu, banyaknya kalori yang dibakar ketika mengayuh sepeda biasa tergantung kecepatan saat Anda mengayuh. Untuk pria dengan berat badan yang sama, ia bisa membakar sampai 372 kalori ketika berada dalam kecepatan 14 sampai 16 mph, atau 446 kalori dalam kecepatan 16 sampai 19 mph (durasi bersepeda 30 menit).
2. Kondisi fisik.
Dalam sebuah studi, ditunjukkan bahwa denyut jantung dapat dimaksimalkan sampai 75 hingga 95% dengan sepeda statis. Angka tersebut sebenarnya sudah dianggap cukup bagus guna meningkatkan kebugaran. Hanya saja, bersepeda statis tidak menuntut variasi gerakan otot – hanya otot hamstring yang kerjanya paling keras.
Sedangkan bersepeda di luar ruangan bisa memaksimalkan denyut jantung sampai 100%, apabila dilakukan dengan tepat. Karena itu, jika Anda hanya bersepeda santai atau untuk senang-senang saja, hasilnya jelas tidak akan maksimal.
3. Tingkat kesulitan.
Rasa bosan barangkali merupakan salah satu kesulitan utama ketika Anda bersepeda statis. Sebab, seperti yang sudah disinggung sekilas sebelumnya, bersepeda statis hanya membuat Anda melakukan gerakan yang sama. Meski begitu, banyak yang bisa mengakalinya dengan hiburan musik atau mengajak teman untuk berolahraga bersama agar tidak bosan.
Untuk bersepeda dengan sepeda biasa, Anda bisa pilih sendiri tingkat kesulitannya berdasarkan medan atau jalan yang akan dilalui. Tentunya, makin sulit medannya, makin menantang juga karena Anda perlu melakukan teknik-teknik tertentu demi “menaklukkan” medan tersebut – sambil tetap melatih otot tubuh, pastinya.
4. Preferensi kenyamanan.
Sepeda statis sering dipasarkan sebagai solusi bersepeda yang lebih praktis dan nyaman karena Anda tidak perlu keluar ruangan sama sekali. Artinya, Anda bisa bersepeda tanpa harus panas-panasan, atau bersepeda di dalam ruangan ber-AC sekalipun. Anda pun bisa bersepeda statis sambil menonton TV atau melakukan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan jika Anda bersepeda di rumah. Bahkan, Anda yang perlu datang ke pusat kebugaran untuk bersepeda statis tetap bisa menikmati segala kenyamanan dan kemudahan tersebut.
Hal ini berbeda dengan mengayuh sepeda biasa, yang pastinya hanya bisa dilakukan di luar ruangan. Belum lagi jika Anda tinggal di kota besar yang cenderung tidak ramah sepeda. Akan tetapi, Anda tetap bisa mengayuh sepeda ketika akan bepergian ke tempat-tempat yang relatif dekat untuk dijangkau daripada menggunakan motor atau mobil. Di samping itu, Anda pun bisa jadwalkan waktu untuk bersepeda di kawasan pinggir kota yang lebih sepi dan ramah pesepeda, yang bisa juga Anda jadikan momen untuk piknik atau liburan singkat di akhir pekan.
Kesimpulannya, baik sepeda statis maupun sepeda biasa sama-sama bermanfaat untuk kesehatan. Pada akhirnya, semua pun tergantung pada preferensi Anda sendiri, apakah Anda lebih memilih versi biasa atau versi statis.